SPARTANEWS – Setiap Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila, aku juga dengan hari ini Kamis satu juni 2003 dilaksanakan upacara peringatan hari lahir Pancasila.
Namun tahukan sobat Spartan sejarah pemilihan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila merupakan rumus dasar negara Republik Indonesia
Sejarah Hari Lahir Pancasila
Mengutip dari situs djkn.kemenkeu.go.id bahwa Berdasarkan Keppres Nomor 24 Tahun 2016, tanggal 1 Juni merupakan salah satu hari penting dalam kalender bangsa Indonesia. Pasalnya, di tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia. Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.
Dalam sidang kedua BPUPKI, Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.
Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.
Makna Lambang Pancasila
Dikutip dari buku “Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan” oleh Dr. H. Muhammad Rakhmat, SH., MH, makna dari lambang Pancasila adalah sebagai berikut:
Burung Garuda
Burung Garuda melambang kekuatan dan gerak yang dinamis yang terlihat dari sayapnya yang mengembang, siap terbang ke angkasa.
Dengan sayapnya yang mengembang siap terbang ke angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.
Cengkraman Kaki Burung Garuda
Kaki Burung Garuda yang kokoh mencengkeram pita putih bertuliskan: Bhinneka Tunggal Ika. Ayat ini diambil dari kitab Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular.
Bhinneka Tunggal Ika, berarti “berbeda-beda tetapi satu jua”. Slogan ini menjadi kekuatan bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan suku, agama, budaya, dan sebagainya.
Warna Emas
Warna pokok dari Burung Garuda, adalah kuning emas. Warna kuning emas melambangkan keagungan. Bangsa Indonesia senantiasa menjunjung tinggi martabat bangsa yang bersifat agung dan luhur.
Jumlah Bulu
17 helai bulu sayap kanan dan kiri tanggal kemerdekaan Indonesia
45 helai rambut leher
tahun kemerdekaan Indonesia
19 helai bulu di pangkal ekor
tahun kemerdekaan Indonesia
helai bulu ekor bulan kemerdekaan Indonesia
BHINNEKA HANYA IKA
Angka-angka yang menunjuk tanggal 17 Agustus 1945 ini bermakna historis untuk membangun proses penyadaran bagi setiap warga negara Indonesia agar menghargai waktu dan selalu mengingat sejarahnya.
Tameng
Perisai merupakan lambang perjuangan dan perlindungan, karena perisai sering dibawa ke medan perang oleh para prajurit untuk melindungi diri dari serangan musuh.
Garis melintang yang membagi perisai menjadi ruang atas dan bawah melambangkan garis Khatulistiwa yang memang membelah Kepulauan Indonesia.
Perisai yang merupakan lambang perjuangan dan perlindungan ini terbagi atas lima bagian, yang masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila.
Arti Lambang Sila I
Bunyi sila pertama: Tuhan Yang Maha Esa. Bintang menjadi simbol moral pertama yang menggambarkan sebuah cahaya, seperti cahaya spiritual yang datang dari Tuhan kepada setiap orang
manusia.
Arti Simbol Tolong Ke-2
Bunyikan permohonan kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Rantai pada simbol sila kedua terdiri dari mata rantai yang berbentuk persegi dan lingkaran yang saling berhubungan membentuk lingkaran.
Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa
Indonesia saling terkait erat, saling bahu-membahu dan saling membutuhkan.
Arti Simbol Tolong Ke-3
Bunyi sila ketiga: Persatuan Indonesia. Pohon Beringin merupakan pohon besar yang bisa
digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh di bawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di
mana semua rakyat Indonesia dapat ‘berteduh’ di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Arti Simbol Tolong Ke-4
Bunyi sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suat keputusan.
Arti Simbol Tolong Ke-5
Bunyikan himbauan kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Lambang padi dan kapas merupakan simbol pangan dan sandang yang menyiratkan makna bahwa syarat utama negara yang adil ialah yang bisa mencapai kemakmuran untuk rakyatnya secara merata.