Shalat Idul Adha Niat dan Tata Cara Kelengkapannya

oleh -1796 Dilihat
oleh
Shalat Idul Adha di Gedung Dakwah Pusat Muhammadiyah Jakarta, Gambar Antara

SPARTANEWS – Hari raya Idul Adha disunnahkan untuk melaksanakan shalat pada pagi hari yang dinamakan Shalat Idul Adha, Shalat ini dimulai dari niat dari hati dan memiliki tata cara kelengkapan syarat dan rukun yang sama dengan shalat lainnya.

Shalat Idul Adha dilakukan dua rakaat. Shalat ini sunnahnya dilakukan secara berjamaah. Namun, jika terlambat berjamaah, shalat Idul Adha ini boleh dilakukan secara sendirian (munfarid).

Sebagaimana dilansir laman Nahdlatul Ulama Tata Cara Shalat Idul Adha berikut panduan shalat Idul Adha sesuai penjelasan KHR Asnawi, salah satu pendiri NU asal Kudus, dalam kitabnya yang berjudul Fashalatan.

Baca Juga: Menko PMK Muhadjir Effendy Laksanakan Shalat Idul Adha di Gedung Dakwah Pusat Muhammadiyah Jakarta

Pertama, shalat Idul Adha ini diawali dengan niat. Niat ini sunnah untuk dilafalkan untuk membimbing hati membaca niat yang sama.

Adapun niat shalat Idul Adha adalah berikut.

  أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــال

ushallî sunnatan li ‘îdil adlhâ (imaman/makmuman) rak’taini lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Jika shalat dilaksanakan sendirian, tidak perlu menambah kata di dalam kurung (imaman atau makmuman). Namun, ketika menjadi imam, perlu ditambah “imâman”, sedang ketika menjadi makmun perlu ditambah “makmûman” sebagaimana termaktub di atas.

Baca Juga: Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Larang Buang Limbah Kurban, Ini Cara Kelolanya

Kedua, takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, shalat ini dilanjutkan dengan membaca takbir dengan mengangkat tangan sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca lafal berikut.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila

Artinya: “Allah Mahabesar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Mahasuci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau boleh juga membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar

Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”

 

Setelah itu, barulah membaca Surat al-Fatihah. Berikutnya, dianjurkan membaca Surat al-A’lâ. Kemudian dilanjutkan dengan ruku’, I’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

Lalu berdiri untuk rakaat kedua. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sejumlah lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, disunnahkan untuk melafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua.

Usai membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan membaca Surat al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, i’tidal, sujud, dan seterusnya hingga salam.

Kelima, jamaah disunnahkan untuk menyimak khutbah Idul Adha lebih dahulu usai salam. Hal ini dikecualikan bagi orang yang shalat Idul Adha sendiri.

No More Posts Available.

No more pages to load.