SPARTANEWS – Lebaran anak yatim dalam tradisi Betawi biasa dilaksanakan pada tahun baru Islam 10 Muharam dalam kalender Islam.
Masyarakat Betawi tempo dulu, sehari sebelum tanggal 10 Muharram beberapa keluarga, terutama dari keluarga kaya berbelanja aneka makanan, pakaian dan hadiah lainnya. Beberapa tetangga dimohon membantu atau sengaja memanggil tukang masak untuk memasak makanan yang lezat-lezat.
Baca Juga: Pemprov DKI Sambut Tahun Baru Islam, Heru Budi Hartono Hayati Nilai-nilai Hijrah
Sehabis shalat subuh pada 10 Muharram keluarga yang berniat merayakan lebaran anak yatim sudah berkeliling kampung mengundang anak-anak yatim. Tetapi banyak pula orang Betawi yang mendatangi langsung satu-persatu anak-anak yatim yang ada di lingkungannya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Melantik 833 Calon Perwira Remaja dari TNI-POLRI
Dalam lebaran ini, orang-orang Betawi yang tergolong mampu memberikan hadiah, sejumlah uang, dan mengusap kepala anak yatim yang datang ke rumah atau mereka datangi. Pada saat ini masih banyak kegiatan seperti ini, namun sudah banyak dikoordinasi kepada pengurus yayasan, masjid ataupun majlis taklim.
Santuni yatim anjuran Nabi Muhammad Saw.
Tradisi 10 Muharram dijadikan sebagai lebaran Yatama, memiliki dasar yang kuat bahwa dianjurkan untuk menyantuni anak-anak yatim pada tanggal 10 Muharram tersebut.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan, Kamis 27 Juli 2023
Baca Juga: Mainkan Game Isul Dan Dapatkan Saldo DANA Kaget Rp500 Ribu
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim. Dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram). Di mana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.
Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.
Penjelasan tentang kemuliaan bulan Muharram ini ditulis oleh KH Sholeh Darat pada bulan Muharram tahun 1317 H. Kemuliaan Bulan Muharram Seperti dikutip dari situs resmi NU, KH Sholeh Darat menyebutkan dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram.