Banjir Sulteng, 555 Orang Jadi Korban, 7 Rumah Hanyut

oleh -1810 Dilihat
oleh
Ilustrasi banjir. Foto BPBD DKI Jakarta

SPARTA NEWS – Akibat banjir di Sulteng, sebanyak 553 kepala keluarga terdampak. Banjir juga mengakibatkan 7 rumah hanyut terbawa arus.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) langsung turun ke lokasi terdampak banjir di wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah pada Minggu (21/1/2024).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, menyatakan, petugas juga melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan aparat terkait penanganan lebih lanjut.

Hujan dengan intensitas tinggi sebabkan debit air Sungai Mawomba meluap hingga merendam sebagian permukiman warga. Peristiwa itu menyebabkan satu orang warga meninggal dunia akibat terbawa arus saat banjir.

Merujuk data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, Senin (22/1/2024), pukul 12.00 WIB, banjir mulai berangsur surut di beberapa titik.

Banjir sebelumnya sempat menggenangi empat desa antara lain, Desa Mawomba di Kecamatan Tojo Barat, Desa Bahari, Desa Tayawa dan Desa Lemoro di Kecamatan Tojo.

Sebanyak 553 kepala keluarga di wilayah tersebut terdampak.

Banjir juga berdampak pada 553 unit rumah, 7 unit di antaranya hanyut terbawa arus.

Selain itu terdapat satu unit masjid, tiga unit fasilitas pendidikan dan 1 unit puskesmas pembantu turut terdampak, serta akses jalan Trans Malino (Morut- Tayawa) terputus.

Kondisi terkini masyarakat dan tim gabungan melakukan pembersihan sisa material banjir di rumah masing-masing.

Dilaporkan terdapat 5 kepala keluarga yang rumahnya rusak berat diterjang banjir, terpaksa mengungsi ke rumah ibadah di Desa Tayawa.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi hujan dengan itensitas sedang hingga lebat disertai petir/kilat dan angin kencang pada siang sampai dini hari di wilayah Kabupaten Toju Una-Una dan sebagian wilayah Provinsi Sulawesi Tengah pada Selasa (23/1/2024) dan Rabu (24/1/2024).

BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat khususnya bagi wilayah rawan bencana banjir seperti di sekitar daerah aliran sungai, agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan.

Upaya mitigasi yang bisa dilakukan antara lain membersihkan secara rutin saluran air dan sungai untuk meminimalisir terjadinya penyumbatan, penyempitan dan pendangkalan sungai yang mengakibatkan debit air sungai meluap ketika hujan deras terjadi.

Kemudian jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi lebih dari satu jam dan jarak pandang sekitar 100 meter ke depan tidak terlihat, masyarakat sekitar DAS rawan banjir atau lereng tebing segera keluar rumah dan cari lokasi yang lebih aman

No More Posts Available.

No more pages to load.