Sunan Gunung Jati, Nasab dan Sanad Keilmuan

oleh -3128 Dilihat
oleh
Sunan Gunung Jati 1448-1568 (versi AI tangkapan layar yofangga 2023)

SPARTANEWS – Sunan Gunung Jati, lahir dengan nama Syarif Hidayatullah atau Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo, ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi. Menyebarkan dan Berdakwah Di Jawa Barat hingga Banten.

Asal-usul dan Nasab Sunan Gunung Jati.

Dalam Buku Wali Siswa, Sejarah yang Disingkirkan, karya Agus Sunyoto, Naskah Mertasinga yang dialih-aksarakan dan dialih- bahasakan oleh Amman N. Wahyu yang diberi judul Sajarah Wali, Syarif Hidayatullah yang kelak termasyhur dengan sebutan Sunan Gunung Jati adalah putra Sultan Hud yang berkuasa di negara Bani Israil, hasil pernikahan dengan Nyi Rara Santang, Sultan Hud adalah putra Raja Odhara, Raja Mesir. Raja Odhara putra Jumadil Kabir, raja besar di negeri Quswa. Jumadil Kabir putra Zainal Kabir. Zainal Kabir putra Zainal Abidin. Zainal Abidin putra Husein, yaitu putra Ali bin Abi Thalib dengan Siti Fatimah binti Nabi Muhammad Saw.

Menurut naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, ayahanda Sunan Gunung Jati adalah Sultan Mahmud yang bernama Syarif Abdullah putra Ali Nurul Alim dari Bani Hasyim keturunan Bani Ismail, yang berkuasa di Ismailiyah, negeri Mesir yang wilayahnya mencapai Palestina kediaman Bani Israil. Tentang pernikahan Syarif Abdullah dengan Nyai Rara Santang yang kemudian berganti nama menjadi Syarifah Muda’im hingga kelahiran Syarif Hidayatullah.

Naskah Nagarakretabhumi yang menjadi rujukan Serat Purwaka Caruban Nagari tak berbeda menuturkan bahwa Syarif Hidayat yang masyhur dengan sebutan Sunan Gunung Jati asal orang tuanya dari daerah Mesir, tepatnya di Ismailiyah yang berkuasa atas Bani Israil di Palestina. Yang menarik, adik Raja Mesir yang menjadi mahapatih bernama Unkajutra: nama yang sama sekali bukan Arab tetapi lebih dekat dengan nama Yahudi dari klan Jutra atau Jethro.

Setelah dua tahun melahirkan Syarif Hidayat, Nyai Lara Santang dikisahkan hamil dan melahirkan lagi seorang putra yang dinamai Syarif Nurullah. Tidak lama sesudah itu, suaminya, Syarif Abdullah wafat dan kedudukannya sebagai raja digantikan oleh adiknya, Ungkajutra yang bergelar Raja Onkah.

Berdasar sumber Sajarah Wali, Nagarakretabhumi, Serat Purwaka Caruban Nagari, Sajarah Banten Rante-rante, dan Sadjarah Banten diketahui bahwa Syarif Hidayat yang masyhur disebut Sunan Gunung Jati itu leluhurnya berasal dari Mesir, yaitu Sultan Hud Raja Bani Israil yang terhitung keturunan Nabi Muhammad Saw dari galur Zainal Kabir keturunan imam Zainal Abidin bin imam Husein bin Fatimah binti Muhammad Saw.

Nasab Keilmuan dan Bai’at Thoriqoh 

Kisah Syarif Hidayat menuntut ilmu diwarnai cerita-cerita absurd yang perlu penafsiran untuk mengetahui kebenaran historisnya. Di dalam Sajarah Wali, Syarif Hidayat dikisahkan berguru kepada Syaikh Najmurini Kubro di Mekkah, mengambil tarekat Nakisbandiyah (Naqsyabandiyah), tarekat Istiqoi dan tarekat Syathari (Syathariyah) sampai mencapai makrifat sehingga Syarif Hidayat dianugerahi nama Madzkurallah. Demikianlah kisah Syarif Hidayat berguru kepada Syaikh Najmurini Kubro yang disampaikan dalam pupuh VI bait 23-26
Setelah dirasa cukup menimba ilmu, Syarif Hidayat diperintah oleh gurunya, Syaikh Najmurini Kubro untuk mencari guru yang lain, yaitu kepada guru tarekat Syadziliyah kepada maulana bernama Syaikh Muhammad Athaillah yang berbangsa Iskandiyah, yang dipuja-puja oleh kaum beriman. Syarif Hidayat pergi meninggalkan Mekah menuju Syadzilah di utara, berguru tarekat Syadziliyah kepada Syaikh Athaillah, sampai memperoleh ilmu dzikir kepada Allah yang disebut Sigul Hirarya dan Tanarul al-Tarqu.
Setelah dinyatakan lulus berguru tarekat Syadziliyah, Syarif Hidayatullah yang dianugerahi nama baru Arematullah, diperintah gurunya untuk berguru lagi kepada Syaikh Datuk Sidiq di negeri Pasai, yaitu guru ruhani yang tidak lain adalah ayahanda Sunan Giri.
Kehadiran Syarif Hidayat ke Pasai disambut gembira Syaikh Datuk Muhammad Sidiq, lalu ia diajari Tarekat Anfusiyah dan namanya diganti menjadi Abdul Jalil. Syarif Hidayat meminta penjelasan kepada sang guru tentang menjalani hidup dengan zuhud, lalu sang guru memberi wejangan bahwa zuhud itu laku untuk sabar tawakal selamanya kepada Allah, dan senantiasa bersyukur atas nikmat-Nya yang agung; tiga perkara yang diajarkan guru itulah yang menjadikan hidup bermanfaat untuk seluruh makhluk.

Setelah dinyatakan lulus oleh Syaikh Muhammad Sidiq, Syarif Hidayat diperintah oleh gurunya itu untuk pergi ke tanah Jawa, sepatnya di Karawang, menemui seorang wali bernama Syaikh Bentong. Ketika Syarif Hidayat minta diwejangi sebagai murid, Justru Syaikh Bentong yang ingin menjadi murid Syarif Hidayat. Lalu Syarif Hidayat ditunjuki guru ruhani yang masyhur disebut Syaikh Haji Jubah, tetapi Syaikh Haji Jubah juga menolak memberi wejangan Syarif Hidayat. Syaikh Haji Jubah justru menunjuk ke Kudus tempat Datuk Barul mengajar ilmu ruhani.

Syarif Hidayat pergi ke Kudus, ke kediaman Datuk Barul sang terapung di tengah laut. Lalu Syarif Hidayat menyampaikan keinginan untuk berbaiat Tarekat Jauziyah Madamakhidir kepada Datuk Barul yang menerimanya dengan sukacita. Setelah berhasil, Syarif Hidayat diganti namanya menjadi Wujudullah.

Setelah dinyatakan lulus, Syarif Hidayat diminta Datuk Barul untuk pergi ke Ampeldenta, untuk berguru kepada Sunan Ampel. Di Ampeldenta, Syarif Hidayat diterima Sunan Ampel dan dipersaudarakan dengan Sunan Bonang, Sunan Giri, serta Sunan Kalijaga. Setelah mendapat wejangan dari Sunan Ampel, Syarif Hidayat kemudian ditetapkan sebagai guru di Gunung Jati. Dan masuk dalam Susunan Dewan Wali Songo. (Hk)

No More Posts Available.

No more pages to load.