SPARTANEWS – Syekh Abdul Qodir Jaelani terlibat dialog dengan iblis dan endingnya membuat iblis mati kutu.
Alkisah, suatu hari Syaikh Abdul Qadir Jailani berjalan dengan muridnya di padang pasir.
Dengan kondisi puasa dan sangat panas, mereka merasa letih dan dahaga. Tiba-tiba, sekumpulan awan muncul melindungi mereka dari panas terik matahari.
Baca Juga: Syekh Abdul Qodir Jaelani Tolak Dijemput Tamu dari Langit
Secara tiba-tiba, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka sehingga terpesona.
Kemudian, satu cahaya besar yang berkilauan muncul dari celah awan di hadapan mereka dan terdengarlah satu suara dari dalamnya.
Dikutip dari laman Facebook Kisah Sejarah Islam, terdengar suara itu:
Baca Juga: Syekh Abdul Qodir Jaelani Tak Bisa Bohong di Depan Perampok
“Wahai Abdul Qadir, akulah Tuhan mu. Makan dan minumlah, kerana pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain.”
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata:
“Aku berlindung dengan ALLAH dari godaan syaitan yang terkutuk.” Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata.
Baca Juga: Syekh Abdul Qodir Jaelani Dibikin Menangis oleh Seorang Pemabuk
Maka kelihatan lah iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli. Iblis bertanya: “Bagaimanakah engkau dapat mengetahui itu sebenarnya adalah aku?”
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menjawab:
“Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat. Allah tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, walaupun untuk orang-orang yang menjadi pilihan-Nya (Wali-Nya).”
Maka iblis pun berkata lagi untuk menguji Syaikh Abdul Qadir Jailani:
“Aku mampu menipu 70 kaum dari golongan Salikin (yakni orang-orang yang menempuh Jalan Kerohanian) dengan cara ini. Ilmu yang engkau miliki lebih luas daripada ilmu mereka.
Apakah hanya ini jumlah pengikutmu? Sudah sepatutnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, kerana ilmumu menyamai ilmu Para Nabi.”
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menjawab:
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, daripada engkau.
Bukanlah kerana ilmuku aku selamat, tetapi kerana Rahmat dari Allah SWT. Sangat Maha Pengatur Sekalian Alam.”
Dari kisah ini dapat kita pelajari, para Wali Allah mengetahui sesuatu karena Rahmat Allah SWT.
Dan manusia harus selalu berhati-hati dengan segala tipu daya iblis dan pasukan, yang menjerumuskan manusia dengan ilmunya.