SPARTA NEWS- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melakukan peninjauan lokasi terdampak bencana pergerakan tanah yang melanda SD Negeri Babakan Talang, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (5/3/2024).
Didampingi Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah dan Bupati Bandung Barat, Arsan Latif, Kepala BNPB melihat kerusakan masif yang ditimbulkan atas fenomena geologi itu.
Selama kurang lebih 30 menit, Kepala BNPB bersama rombongan melihat celah tanah yang mengalami keretakan dengan dimensi yang bervariasi. Jalan yang penghubung desa di depan SD Negeri Babakan Talang itu terputus dan beda tinggi akibat pergerakan tanah.
Usai melakukan peninjauan lokasi terdampak, Suharyanto kemudian menyambangi lokasi pengungsian di Islamic Center Kecamatan Rongga.
Selama kurang lebih 15 menit, Kepala BNPB menyempatkan diri berdialog dengan warga. Pada kesempatan itu, Kepala BNPB menyampaikan bahwa Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah akan merelokasi 44 rumah terdampak maupun yang terancam pergerakan tanah.
Sebelum mengakhiri kunjungan, Kepala BNPB menyerahkan dukungan sembako kepada para pengungsi di sana, dengan harapan dapat meringankan beban yang dialami para warga terdampak.
Fenomena pergerakan terjadi di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Menurut pengakuan warga setempat yang dikonfirmasi BPBD Kabupaten Bandung Barat, peristiwa itu pertama kali terjadi pada 18 Februari 2024.
Mulanya, fenomena itu ditandai dengan munculnya celah di tanah dengan dimensi yang kecil. Namun hal itu kemudian semakin berkembang menjadi besar dan berdampak masif mulai keesokan harinya atau 19 Februari 2024.
Salah satu yang terdampak fenomena geologi itu adalah gedung SD Negeri 1 Babakan Talang.
Sekolah yang awalnya menjadi tempat belajar mengajar sebanyak 90 siswa itu rusak berat. Lapangan upacara terbelah dan mengalami penurunan hingga beda tinggi. Jalan penghubung desa yang berada di depan samping sekolah turut amblas.
Dampak dari fenomena itu, seluruh kegiatan belajar mengajar dihentikan dan dilanjutkan di lokasi lain.
Jika dirinci, gedung sekolah itu memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 perpustakaan dan kamar mandi siswa. Semuanya rusak dan tidak dapat digunakan lagi.
Sementara itu, hasil kaji cepat BPBD Kabupaten Bandung Barat, ada sebanyak 28 rumah warga rusak dan harus direlokasi.
Sebanyak 44 rumah terdampak dan terancam dan akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Tidak ada korban jiwa atas fenomena tersebut, namun 192 warga terpaksa harus mengungsi.