SPARTA NEWS – Kepala BPBD Kabupaten Bone Bolango, Ahril mengungkapkan lokasi pertambangan emas tanpa izin (PETI) yang mengalami longsor, dulunya pernah ditutup. Hal ini seiring dengan aktivitas pertambangan rakyat yang berada di lokasi rawan longsor.
“Memang bahaya itu (lokasi pertambangan). Dulu sudah diperingatkan sampai pernah ditutup tapi masyarakat masih datang lagi,” kata Ahril, dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Selasa (9/7/2024).
Ahril mengatakan lokasi pertambangan tersebut telah beberapa kali mengalami longsor. Namun selama ini tidak pernah memakan korban jiwa.
“Baru kali ini saja (ada korban jiwa). Karena longsornya di lokasi camp penambang,” ujarnya.
Aktivitas pertambangan rakyat di Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, menurut Ahril, sudah ada sejak tahun 1980an. Sampai saat ini camp penambang sudah seperti permukiman penduduk.
“Mereka sudah beranak pinak disana. Bahkan ada pendatang juga dari Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, bahkan dari Jawa,” katanya.
Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango mengalami longsor pada Minggu (7/7/2024) pagi. Kejadian tersebut mengakibatkan 23 orang meninggal dunia.
Sementara sebanyak 71 korban selamat. Dan 35 orang masih dalam pencarian.