SPARTA NEWS – Status Gunung Semeru turun level dari siaga atau level III menjadi waspada atau level II. Meski turun, masyarakat diimbau tetap menjaga jarak dengan gunung maksimal radius 8 km dari puncak gunung.
“Sehubungan dengan turunnya aktivitas Gunung Semeru pada level II atau waspada. Kami (tetap) merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak,” ujar Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) P Hadi Wijaya.
Di luar jarak itu, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
PVMBG juga mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah. Atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
“Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat,” katanya.
Penurunan status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut juga telah disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Lumajang. Termasuk juga ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten setempat.
Diketahui penurunan level ini ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hari ini, Senin (15/7/2024) sore. Tingkat aktivitas Gunung Semeru terhitung mulai 15 Juli 2024 pukul 15.00 WIB turun dari